Musim Pancaroba Membuat Makin Penting Mitigasi Bencana

  Kamis, 11 Agustus 2016

Jakarta – Iklim di Indonesia saat ini sudah memasuki musim pancaroba, yang memunculkan berbagai kondisi dan potensi bencana yang tidak terduga. Hal-hal ini menggarisbawahi semakin pentingnya kita melakukan langkah-langkah dalam mitigasi bencana.

 

Hal itu diungkapkan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP dalam arahannya di acara Workshop Identifikasi Potensi Bencana Daerah Rawan Bencana di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016. Acara yang diselenggarakan Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana (PDRB), ini berlangsung sampai 10 Agustus.

 

Lebih lanjut, Suprayoga mengatakan, ada dua jenis bencana, yakni bencana geologis dan klimatologis. Dua jenis bencana ini punya karakter yang berbeda. Di Jawa, lebih dominan bencana geologis. Sedangkan bencana di daerah, seperti Maluku, lebih banyak terkait klimatologis. Bencana klimatologis terkait dengan iklim.

 

Dalam banyak kasus, bencana seperti tsunami bisa terjadi tiba-tiba dan tak terduga. Sesudah terjadi bencana, kita baru menyadari besarnya potensi bencana. Lalu baru mau melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana.

 

“Namun, hal itu akan sia-sia saja jika kita tidak memperhatikan tiga aspek penting dalam mitigasi bencana, yaitu regulasi, kelembagaan, dan pendanaan,” tegas Suprayoga. “Tanpa pendanaan, semua rencana itu tidak akan berjalan. Namun untuk mengurangi risiko bencana, bukan cuma butuh investasi fisik, tetapi juga kultural.”

 

Tujuan workshop ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan potensi bencana daerah rawan bencana di daerah tertinggal, yang didasarkan pada data yang diperoleh pada proses sebelumnya. Kemudian dilakukan pengayaan dalam penyempurnaan hasil. Data yang berbasis kabupaten akan diformulasi untuk gambaran potensi bencana berbasis wilayah. (satrio arismunandar/PDTu).