Kemendes PDTT dan Forum Pertides Matangkan Sinergi Aksi Nyata Pembangunan Desa

  Kamis, 12 April 2018

JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus memantapkan sinergi dengan Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides). Sinergi tersebut kini dilakukan dengan sinkronisasi program kerja antara Kemendes PDTT dan Perguruan Tinggi agar aksi nyata pembangunan pedesaan dapat berjalan konkret dalam waktu dekat.

Dalam rangka sinkronisasi tersebut, Kemendes PDTT menggelar Rapat Sinergi antara Kemendes PDTT dan Forum Pertides di Jakarta, Kamis (12/4). Rapat ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam proses implementasi program kerja dan timeline pembangunan pedesaan yang telah disusun masing-masing pihak. Integrasi program prioritas pemerintah dan perguruan tinggi serta alokasi anggaran menjadi penting agar upaya percepatan pembangunan pedesaan berjalan optimal.

“Dalam tiga tahun kita sudah lakukan banyak forum diskusi. Kini grand design dan peta potensi perguruan tinggi sudah terbentuk. Hari ini jadi momentum bagi kita untuk menyinkronkan program prioritas pemerintah dengan grand design dan peta potensi tersebut,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, dalam sambutannya yang diwakili oleh Kepala Biro Humas dan Kerjasama, Bonivasius Prasetya Ichtiarto.

Bonivasius meyakini pemikiran dan karya intelektual dari perguruan tinggi berperan penting dalam pembangunan desa. Untuk mewujudkan langkah tersebut, forum ini mempertemukan langsung perguruan tinggi dengan unit kerja eselon 1 di Kemendes PDTT.

“Dengan duduk bersama, kami berharap melalui kegiatan ini Kementerian dan Forum Pertides dapat menemukan link and match. Bersama kita usahakan di tahun 2018 ada hasil sinergi yang kita laksanakan secara konkret. Tidak hanya sekedar ide. Hasil sinkronisasi hari ini juga akan kita evaluasi,” sambungnya.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua Umum Forum Pertides yang juga merupakan Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, Teguh Soedarto mengatakan, forum ini menjadi momen untuk menajamkan integrasi program antar institusi. Dirinya menambahkan, lima lingkup utama Forum Pertides yakni penerapan teknologi tepat guna, pemberdayaan SDM desa, peningkatan keberdayaan desa, pemberdayaan pemerintah desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta pembangunan infrastruktur desa akan menjadi rambu-rambu utama yang akan disinergikan.

“Kita harus menyinkronkan potensi sumber daya lokal menjadi wujud kegiatan nyata melalui tangan-tangan dingin perguruan tinggi. Dengan berbasis ilmu pengetahuan dan sumber daya mahasiswa, kami yakin masyarakat juga akan menerimanya dengan adem,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, ke depan Forum Pertides akan menyosialisasikan sinergi program kerja tersebut melalui sebuah website. Dengan demikian, publik dapat melihat kisah-kisah sukses hasil sinergi pemerintah dan perguruan tinggi serta masyarakat desa yang melihatnya dapat terinspirasi.

“Bersama kementerian, perguruan tinggi berperan aktif dalam memberikan pendampingan dan bimbingan untuk pemberdayaan masyarakat desa,” lanjutnya.

Forum Pertides merupakan kesatuan unsur seluruh perguruan tinggi dengan tujuan utama berkontribusi membangun desa-desa di Indonesia. Forum Pertides terus menyumbangkan pemikiran dalam bidang pendidikan, riset, dan pengabdian serta pendampingan program-program pemberdayaan masyarakat desa. Sejumlah peran yang diambil dalam mendukung pembangunan desa diantaranya adalah energi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mitigasi bencana, bioteknologi, infrastruktur desa, industri kreatif, sumber daya air, dan produk/ alat bantu.

Saat ini, 11 (sebelas) perguruan tinggi tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Forum Pertides. Sebelas perguruan tinggi tersebut adalah Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Andalas, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, Universitas Trunojoyo, Universitas Mataram, Universitas Halu Oleo, Universitas Brawijaya, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Borneo Tarakan.